Selasa, 07 Februari 2012

Mengapa Orang Sunda Tidak Bisa Mengucapkan Huruf F?

     Mengapa Orang Sunda Tidak Bisa Mengucapkan Huruf F?. Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang misterius bagi orang sunda itu sendiri, karena orang sunda pun mempertanyakan kenapa mereka tidak bisa mengucapkan huruf "F"?. Bermodalkan peretanyaan ini saya mencoba mencari tahu (tanpa mencari tempe) asal mulanya kenapa orang sunda tidak bisa mengucapkan huruf "F". Pencarian pun dimulai dari menanyakan kepada sesepu abah sareng nini (kakek dan nenek), sampai harus browsing dan membaca buku, akan tetapi semua hasilnya nihil kalau kata orang sunda mah "kenek-keneh ketel". Untuk itu disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan itu sepengetahuan saya berdasarkan pengalaman menjadi urang sunda selama 20 tahun lebih.
      Setiap suku di Indonesia memiliki kebiasaan, kebudayaan dan bahasa yang berbeda-beda termasuk suku sunda. Ketika seseorang terlahir dari keturunan sunda dan besar di lingkungan tatar parahyangan yang masih kental, secara alami orang terseebut akan tumbuh dan besar dengan tidak bisa mengucapkan huruf "F". Pertanyaannya apa yang salah dengan kebiasan dan kebudayaan sunda sehingga seseorang yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan tatar Parahyangan tidak bisa mengucapkan huruf "F"?. Tidak ada yang salah, selanjutnya saya akan beberkan beberapa fakta tentang kebiasan dan kebudayaan suku Sunda.
      Fakta (baca: pakta - maklum orang sunda) pertama adalah di dalam bahasa sunda banyak terdapat kosa kata yang menggunakan "eu" seperti meureun (mungkin), teu tiasa (tidak bisa) dan masih banyak lagi kosa kata yang menggunakan "eu", tidak mungkin saya sebutkan semuanya disini bisa-bisa skripsi saya kalah tebalnya. Ketika orang Sunda mengucapkan kata yang terdapat "eu" secara alami lidahnya akan terbentuk (emang lidah bisa dibentuk) untuk bisa mengucakan kata tersebut terdengar enak (merdu) dan hal ini berhubungan dengan tidak adanya kosa kata dalam bahasa Sunda yang berawalan huruf "F" kecuali kata serapan dari bahasa lain. Mungkin hal inilah yang menyebabkan orang Sunda tidak bisa mengucapkan huruf "F". 
      Fakta (tetap bacanya pakta) yang kedua adalah kebiasaan yang tidak pernah disadari oleh masyarakat suku Sunda dilingkungan rumah dan lingkungan sekolah termasuk guru yang seharusnya dapat mengajarkan kepada murid-muridnya tentang abjad secara benar. Karena pada kenyataannya kebanyakan guru-guru SD di seluruh wilayah tataran Parahyangan masih saja keliru ketika harus mengucapkan huruf "F", sebagai contoh: pada saat guru mengabsen murid-muridnya.
            Guru: Budi...
            Budi: Hadir Pak...
            Guru: Pitri...(tulis: Fitri)
            Fitri: Hadir Pak....
            Guru: Ini pake "ep" apa pake "pe"
            Fitri: Pake "ep" pak...
            Guru: Ohhhhh Pitri.....(masih aja pake "pe")
kesalahan ini yang makin memperkuat kebiasaan orang sunda tidak bisa mengucapkan huruf "F", dengan demikian orang yang terlahir dan besar di lingkungan tatar Parahyangan akan dapat mengucapkan huruf "F" ketika lingkungan mereka (yang terpenting adalah guru) dapat mengajarkan untuk mengucapkan huruf "F" dengan benar.
Hal ini merupakan kebudayaan yang menjadi kebiasaan orang Sunda, kebiasaan ini bukanlah hal yang jelek akan tetapi kebiasaan ini merupakan identitas atau ciri khas orang Sunda. Jadi Berbanggalah menjadi orang Sunda yang tidak bisa bilang "EF"!!!!!!!!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar